Minggu, 07 Maret 2010

Arsip untuk wisata


Jadikan Pulau Komodo Sebagai 7 Keajaiban Dunia

Pulau Komodo (Taman Nasional Komodo) menjadi finalis “7 Keajaiban Dunia Bernuansa Alam” (7 Wonders of Nature). Berkat dukungan semua, Pulau Komodo berhasil melaju ke Babak III vote for New Seven Wonders of Nature menyisihkan kurang lebih 440 nominasi dari 220 negara. Pulau Komodo bergabung bersama 28 peserta lain dari berbagai negara. Penetapan Taman Nasional Komodo (Komodo National Park) sebagai finalis diputuskan oleh “New 7 Wonders Foundation” pada Selasa 21 Juli 2009.

New Open Word Foundation yang bekerjasama dengan United Nation Office for Partnerships berpusat di Swiss kembali menggelar voting untuk menetapkan tujuh keajaiban alam baru (New 7 Wonders of Nature). Setelah Candi Borobudur ter-eliminasi dalam penetapan tujuh keajaiban dunia yang dibuat manusia, kini satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan untuk kategori New 7 Wonders of Nature adalah Pulau Komodo, setelah Danau Toba dan Gunung Krakatau tersingkir di babak pertama Desember 2008 silam.

Masyarakat Indonesia dan dunia yang telah melakukan vote I dan II sebelum 7 Juli 2009 lalu, diajak kembali untuk melakukan vote III dengan menggunakan dua metode: Pertama, memilih dengan cara online melalui website http://www.new7wonders.com. Kedua, memilih melalui telephone (SLI) dengan menekan +41 77 312 4041. Setelah pesan selesai dan terdengar bunyi beep tekan kode 7717 untuk memilih Taman Nasional Komodo.

New 7 Wonders Foundation” menetapkan Taman Nasional Komodosebagai salah satu dari 28 finalis “7 Keajaiban Dunia Bernuansa Alam” (seven Wonders of Nature) setelah menyisihkan sekitar 440 nominasi dari 220 negara. Penetapan Taman Nasional Komodo sebagai finalis diputuskan oleh “New 7 Wonders Foundation” pada Selasa 21 Juli 2009.

Sekedar info, saat ini Pulau Komodo masih berada di peringkat ke-13. So, Alamendah’s Blog mengimbau kepada semua warga Indonesia (terutama para bloger) untuk mendukung Taman Nasional Komodo menjadi 7 Keajaiban Dunia Bernuansa Alam” (7 Wonders of Nature). Karenanya silahkan langsung meluncur ke http://www.new7wonders.com.

read more...

Gua Pancur Hancur



Pertengahan tahun 1995 (bulannya aku lupa, apalagi tanggalnya), untuk pertama kali aku berjumpa dengan gua Pancur ini. Kedatanganku saat itu lantaran aku diajak oleh pembinaku untuk enyaksikan Raimuna Daerah (Raida) Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Tengah yang dihelat di sana. Ya, Raimuna Daerah, pertemuan (perkemahan) Pramuka Penegak se Jawa Tengah dilaksanakan di Gua Pancur . Sebuah gua yang terletak di kaki Pegunungan Kapur Utara (Pegunungan Kendheng) yang terletak di desa Jimbaran Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Sekitar 20 km ke arah selatan kota Pati.

Raimuna Daerah itu pulalah yang menandakan dibukanya objek wisata Gua pancur sebagai salah satu tempat tujuan wisata andalan di Kabupaten Pati. Peresmian sendiri dilakukan Gubernur Jawa Tengah.

Potensi Gua Pancur

Gua Pancur merupakan sebuah gua di kawasan katuan kapur (karst) yang mempunyai lorong sepanjang lebih kurang 7.356 meter (7 km). Dan sebagaimana lazimnya gua-gua yang terbentuk secara alami di balik perut Pegunungan Kapur Kapur Utara, gua ini dipenuhi oleh bebatuan stalaktit dan stalakmit, tentu menjadi daya tarik tersendiri.

Di dalam gua terdapat aliran sungai dengan air yang mengalir keluar dengan kedalaman sebatas pinggul orang dewasa, merupakan mata air yang berasal dari ujung gua paling dalam, dan tak pernah kering, meskipun musim kemarau panjang. Debit air yang keluar dai mulut gua lebih kurang 40 liter/detik

Beberapa daya tarik lainnya, aliran sungai dalam gua tersebut juga terdapat beberapa jenis ikan besar maupun kecil,yang tak pernah bisa dipancing.

Di dalam gua ini terdapat batuan kapur yang bentuknya patung mirip seekor kuda yang oleh warga setempat diberi nama sebagai watu jaran (batu kuda).

Di luar gua dibangun sebuah danau buatan yang sekaligus dapat digunakan sebagai kolam pemancingan. Danau buatan ini menampung air yang keluar dari dalam gua untuk selanjutnya dialirkan menuju sawah dan perkampungan warga setempat. Di atas danau terdapat sebuah rumah makan.

read more...

Air Terjun Santi nan Perawan



Perawan!. Tanpa sadar mulut saya pun berucap setiba kami sampai di kompleks air terjun yang oleh masyarakat sekitar disebut air terjun Santi. Memang, Santi yang perawan, temanku pun ikut-ikutan mengungkapkan kekagumannya terhadap kompleks air terjun yang terletak di desa Tlogosari kecamatan Tlogowungu kabupaten Pati ini. Terletak di tebing sungai di lereng Gunung Muria bagian timur, air terjun yang bersembunyi di rimbunnya pohon kopi ini, benar-benar masih tersembunyi dari riuhnya pembangunan maupun pengrusakan.

Kesan pertama pada perjumpaan pertama di tahun 2004 ini pun terulang dengan pengulangan yang nyaris sama pada kunjungan saya yang kedua di pertengahan bulan Mei kemarin, meski dengan teman yang berbeda.

Untuk menuju ke kompleks air terjun ini saya harus menitipkan motor yang saya pakai pada penitipan sepeda motor yang banyak terdapat di desa Tlogosari karena untuk mencapai lokasi ini tidak ada jalan lain kecuali jalan kaki.

Air terjun Santi sendiri terdiri atas 2 air terjun terpisah yang pertama terdapat di bagian bawah, tepat di sisi sebuah sungai kecil. Air terjun ini oleh masyarakat disebut sebagai “Tretes”. Di sini setiap hari Minggu atau hari libur tempat ini akan selalu penuh oleh muda-mudi yang menghabiskan waktu di sekitar air terjun dan aliran sungai yang dipenuhi batu-batu beraneka ukuran dengan kedalaman air yang tidak terlalu dalam.

Sayang dalam kunjungan kedua ini saya tidak sempat mengunjungi air terjun yang kedua yang oleh masyarakat sekitar di sebut dengan “Jenar”. Air terjun Jenar ini justru lebih besar dan tinggi ketimbang air terjun Tretes. Namun saya cukup terhibur ketika saya sedikit berbincang dengan Mbakyu di sebelah tempat penitipan sepeda motor yang mengatakan bahwa air terjun Jenar pun masih tetap seperti yang dulu, lima tahun yang lalu ketika untuk pertama kalinya saya tertawan oleh pesonanya.


Kedua air terjun yang terdapat dalam kompleks air terjun Santi ini memang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Pati maupun pihak lainnya. Namun justru karena itu, air terjun ini tetap mempesona dalam keperawanannya. Ketimbang obyek-obyek lainnya (yang lebih indah) yang terdapat di wilayah Kabupaten Pati yang kemudian surut pesonanya akibat salah pengelolaan (?).



read more...

Air Tiga Rasa di Rejenu


Air Tiga Rasa


Sejarah Syeh Sadzali masih penuh misteri. Pengurus Yayasan setempat sedang mengumpulkan data. Yang mereka yakini, Syeh itu salah satu murid Sunan Muria yang konon berasal dari Irak (Bagdad).

Salah satu murid yang dikasihi karena pegang peranan penting ketika Sunan Muria mengadu kesaktian dengan Dampo Awang. Karena banyak yang iri kemudian tersisih atau disisihkan. Ada dugaan beliau menyingkir ke tempat dia dimakamkan sekarang ini di Rejenu.

Kompleks ini memang banyak mengandung misteri karena masih banyak makam yang belum dikenali. Ada pula tiga mata air yang memiliki tiga rasa khas dan boleh dibilang ajaib. Ketiga air memiliki rasa seperti minuman Sprite. Namun ketajaman rasa satu sama lain berbeda.

Air ini dipercaya mempunyai banyak khasiat. Bagi yang percaya, dengan minum air itu jiwa mereka akan menjadi lebih tenang. Rasa percaya diri mereka lebih tebal. Selain itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit.

Konon, dulunya mata air ini terdiri atas 4 macam yang bilamana keempat-empatnya dicampur dapat mengabulkan apapun permohonan peminumnya. Oleh Syeh Sadzali, mata air keempat ditutup. Karena tidak jarang ada peziarah yang melakukan tirakatan di sekitar Air Tiga Rasa agar mampu melihat dan mengambil air dari sumber mata air yang keempat tadi.

Obyek lainnya

Selain itu, ternyata masih ada beberapa objek lain yang berdekatan dengan makam Syeh Sadzli dan Air Tiga Rasa ini. Objek-objek itu antara lain:

  1. Air terjun. Cukup tinggi, tak kalah dengan air terjun Montel di Colo. Namun, jalan ke arah sana baru jalan setapak atau lewat aliran Sungai Rejenu.
  2. Gua Jepang.
  3. Makam Syeh Subakir dan Ali Murtadho. Di sebelah atas melalui jalan setapak yang terjal.
  4. Sendang Anglingdarmo.

Selain itu, Rejenu (Makan Syeh Sadzli dan Air Tiga Rasa) merupakan pos pendakian terakhir bagi yang ingin mendaki ke Puncak Argowiloso maupun Argojembangan. Dua diantara beberapa puncak tertinggi Gunung Muria

Fasilitas yang tersedia

Saat kemarau, debit airnya menurun

Meski berada di tengah hutan terkepun aneka puncak bukit di Gunung Muria dan tanpa aliran listrik, pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas yang tersedia, semisal:

  • Ojek, bagi yang malas berjalan kaki
  • Warung makan yang buka 24 jam
  • Kamar penginapan sederhana di setiap warung
  • Musala
  • Kamar mandi
  • Bagi yang menyukai camping bisa memanfaatkan area di sekitar objek ini untuk mendirikan tenda.

Potensi ini memang fenomena yang menarik untuk dikembangkan di masa mendatang. Sayang, objek wisata ziarah di Kabupaten Kudus belum dikelola secara profesional oleh Pemkab Kudus. Tercermin dari seberapa jauh dana APBD yang disediakan di sektor itu. Tanpa dukungan dana memadai, objek wisata seperti Gunung Muria (Sunan Muria dan Pesanggrahan Colo) terpaksa tampil dengan fasilitas terbatas. Jika demikian, pengembangan suatu objek wisata tinggal impian saja.

read more...

3 Pulau Indonesia Dijual


Tiga (3) pulau Indonesia dijual lewat internet
. Ketiga pulau tersebut adalah Pulau Makaroni, Pulau Siloinak dan Pulau Kandui. Ketiganya terletak di gugus Kepulauan Mentawai yang masuk dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Demikian headline yang saya dapati dari berbagai media online hari ini.

Penjualan 3 pulau ini diiklankan dalam situs www.privateislanddonline.com. Dalam situs yang dikelola oleh Private Islands Ins yang beralamatkan di 550 Queen St East Suite 330 Toronto, Kanada terpampang jelas judul “Islands for Sale in Indonesia”. Pulau Makaroni (14 ha) dibanderol US$ 4 juta, Pulau Siloinak (24 ha) ditawarkan US$ 1,6 juta, dan Pulau Kandui (26 ha) dihargai US$ 8 juta.


Pulau Makaroni berada di Desa Silabu Kecamatan Pagai Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, menurut salah satu sumber, dikontrak oleh Max warga Australia dari warga Silabu bernama Carles. Pulau tersebut dikontrak oleh Max selama 20 tahun dengan nilai kontrak Rp. 100 juta. Sesuai kesepakatan antara mereka berdua, setelah habis masa kontrak, maka seluruh fasilitas di pulau Makaroni tersebut akan menjadi milik Carles.

Sementara Pulau Kandui terdapat di Desa Taileleu dan Pulau Siloinak terdapat di Desa Katurai. Keduanya berada dalam wilayah administratif kecamatan Siberut Barat Daya. Sayang saya tidak dapat menemukan informasi tentang status kedua pulau ini, apakah dikontrak atau tidak. Kabarnya Pulau Siloinak tengah dikontrak oleh seorang warga Perancis.

Namun yang jelas di ketiga pulau tersebut yang memiliki pantai berpasir putih itu, kini telah berdiri resort berdiri resort dengan berbagai fasilitas seperti bungalow bernuansa alami yang terdapat di sepanjang pinggir pantai pulau Makaroni, Kandui dan Siloinak.

Selain pemandangan alamnya yang menawan ketiga pulau tersebut memiliki perairan yang sangat mendukung untuk kegiatan surfing (selancar). Ombak di perairannya sangat cocok untuk selancar. Saat inipun ketiga pulau tersebut (juga pulau-pulau lain di Kepulauan Mentawai) menjadi tempat tujuan wisatawan asing yang ingin berselancar.



Kasus penjualan 3 pulau Indonesia kepada pihak asing sangat disayangkan, karena secara jelas melanggar peraturan yang ada. Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Syamsul Maarif menegaskan bahwa penjualan pulau-pulau tersebut adalah melanggar hukum, karena dalam UU 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menyebutkan bahwa pulau kecil tidak mungkin dijual, pengelolaan oleh pihak asing pun harus seizin Menteri Kelautan dan Perikanan. Juga bertentangan dengan Peraturan Menteri Kelautan No 20 tahun 2008 tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dan Perairan Di Sekitarnya.

Sedangkan menurut guru besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana bahwa penjulan pulau perlu dipertanyakan karena secara Secara hukum internasional, pulau secara keseluruhan tidak bisa dijual karena pulau punyanya negara, lain bila menjual hak atas tanah .

Kasus Penjualan pulau ini tidak terlepas dari keterlibatan oknum-oknum yang ada di pemerintah daerah yang memberikan izin kepada pihak-pihak tertentu dalam melakukan jual beli pulau kepada warga asing. Keterlibatan oknum-oknum harus diusut secara tuntas dan bila perlu pecat. Otonomi daerah memang memberikan kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya daerahnya, akan tetapi persoalan penjualan pulau daerah tetap harus mengacu peraturan perudang-undangan yang ada tidak asal meberikan izin. Namun demikian walaupun penyewaan pulau-pulau terluar kepada warga asing diperbolehkan, sebaiknya kebijakan ini tetap dikaji baik buruknya bagi keamanan NKRI. Sebab kemungkinan pulau-pulau terluar yang disewa oleh warga asing untuk dimanfaatkan kepentingan negaranya untuk mengganggu stabilitas.
Menanggapi pemberitaan tentang penjualan 3 pulau di wilayah Kepulaun Mentawai seperti yang tertera dalam situs privateislandonline.com ini, Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi membatah bahwa Pulau Makaroni, Kandui, dan Siloinak sedang dijual. Menurutnya “kata jual” (for Sale) itu hanyalah sebagai iklan promosi.

Di wilayah perairan Sumatera Barat memang terdapat ribuan pulau besar dan kecil yang belum seluruhnya terinventarisasi. Sejumlah pulau dan resor di kawasan Kepulauan Mentawai kini dikelola investor dari Australia, Italia, dan pihak asing lainnya. Pulau-pulau itu menjadi daya tarik asing karena ombak di sekitarnya termasuk salah satu yang terbaik di dunia yang cocok untuk olahraga selancar.






Dalam beberapa kasus di Indonesia, meskipun pulau-pulau tersebut hanya dikelola (Hak Guna Usaha) oleh pihak asing, karena lemahnya penerapan hukum Indonesia, seringkali dieksploitasi seperti telah menjadi Hak Milik.


read more...

Karst Maros Pangkep Terluas Kedua Di Dunia


Kawasan Karst Maros Pangkep merupakan yang terbesar dan terindak kedua di dunia setelah kawasan karst di Cina. Gugusan karst yang terdapat di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan yang sebagian masuk dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung membentang seluas 43.750 hektar.

Keunikan kawasan karst Maros Pangkep yang tidak terdapat pada kawasan-kawasan karst lainnya di Indonesia karena mempunyai bentang alam yang unik dan khas yang biasa disebut tower karst. Di kawasan itu, bukit-bukit kapur menjulang tinggi dengan tebing yang menantang. Bahkan bersama kawasan Karst di Pegunungan Sewu, kawasan karst Maros pangkep telah diusulkan sebagai situs warisan budaya dunia (World Heritage) kepada UNESCO sejak 2001 silam.

Keistimewaan Karst Maros Pangkep

Karst Maros Pangkep bukan sekedar deretan cadas. Berbeda dengan kebanyakan kawasan karst di tempat-tempat lain yang pada umumnya berbentuk Conicall Hill Karst (berbukit kerucut), karst Maros Pangkep berbentuk menara-menara (tower karst) yang berdiri sendiri maupun berkelompok membentuk gugusan pegunungan batu gamping yang menjulang tinggi. Di antara bukit-bukit tersebut membentang dataran, dengan permukaannya yang rata. Bukit-bukit menara tersebut sejenis dengan yang ada di Cina Selatan dan Vietnam.

Di kawasan karst Maros Pangkep sedikitnya terdapat 268 gua. Selain memiliki stalaktit dan stalakmit yang indah, gua-gua itu juga menjadi habitat fauna langka dan merupakan situs prasejarah. Bahkan gua terpanjang dan terdalam di Indonesia pun ditemukan di karst Maros. Gua terdalam berbentuk sumur tunggal dengan kedalaman 260 meter ditemukan di Leang Leaputte. Adapun gua terpanjang diperkirakan ditemukan di sistem gua Salukkan Kallang, yang panjangnya mencapai 27 km.

Gua yang terbentuk sebagai hasil pencucian batuan karbonat itu tidak hanya menghasilkan ornamen gua yang sangat cantik. Tetapi juga menjadi tempat spesies manusia berlindung di masa lampau. Gua-gua yang dihuni oleh manusia dan kebudayaannya di masa lampau. Inilah yang disebut sebagai gua prasejarah.

Ada beberapa gua prasejarah yang ditemukan di kawasan karst Maros Pangkep dengan berbagai peninggalan manusia prasejarah seperti:

  • Gua Ara: mata panah bergigi dan bersayap, lancipan muduk, dan gerabah.
  • Gua Awal: gerabah
  • Gua Batu Ejaya: serpih bilah, mikrolit, lancipan muduk, dan gerabah.
  • Gua Bola Batu: serpih bilah, mikrolit, mata panah berpangkal bundar, dan gerabah.
  • Gua Cadang: mata panah berpangkal bundar dan gerabah
  • Gua Leang Balisao: serpih bilah dan mata panah berpangkal bundar
  • Gua Leang Burung 1: mata panah berpangkal bundar serta mata panah bergigi dan bersayap
  • Gua Leang Burung 2: serpih bilah yang kasar dan besar
  • Gua Leang Cekondo: serpih bilah dan mata panah berpangkal bundar
  • Gua Leang Karrasa: serpih bilah yang kasar dan besar serta gerabah
  • Goa Leang-leang: lukisan batu dan perkakas dari batu.
  • Gua Sumpang Bita: lukisan batu dan perkakas dari batu.

Kawasan Karst Maros Pangkep juga menjadi habitat berbagai satwa langka dan endemik antara lain monyet hitam (Macaca maura) dan 125 jenis kupu-kupu dari sekitar 400 jenis yang pernah ada di kawasan karst tersebut. Biota unik juga hidup di dalam gua di kawasan ini. Beberapa diidentifikasi sebagai jenis satu-satunya di dunia.

Biota unik yang hidup di sana memiliki ciri khas akibat kehidupan gelap di dalam gua. Kulit transparan, matanya mengecil bahkan buta, sementara organ sensoriknya berkembang pesat. Arthropoda misalnya, memiliki antena yang panjang sebagai organ perasa. Temuan-temuan itu antara adalah:

  • Ikan gua buta bertubuh transparan (Bostrycus sp.) dari Gua Saripa di Maros.
  • Kalajengking gua yang buta dan satu-satunya di Asia tenggara
  • Udang gua yang buta dan bertubuh transparan (Cirolana marosina)
  • Kelelawar berhidung cabang (Nyctmene cephalotes)
  • Kelelawar Hipposideros dinops yang hanya hidup di Sulawesi
  • Kepiting laba-laba (Cancrocaeca xenomorph)
  • Kumbang buta dari jenis Coleoptera sp.
  • Beberapa jenis jangkrik gua (Rhaphidophora sp.) yang belum teridentifikasi
  • Laba-laba gua jenis baru sebesar telapak tangan (Heteropoda beroni)
Saat ini kawasan ini sedang mengalami tekanan yang cukup berat, karena usaha pertambangan batu gamping untuk semen, marmer dan industri lainnya. Penambangan kars yang dilakukan di Kawasan Kars Maros-Pangkep selain mengancam ketersediaan air tanah di sekitar kawasan karst juga mengancam keunikan geomorfologi serta biodiversity (keanekaragaman hayati).

Aktivitas penambangan kapur dilakukan oleh dua industri semen besar (PT. Semen Tonasa dan PT. Semen Bosowa) dengan luas daerah operasi mencapai 2.354,7 ha. Selain itu, sedikitnya terdapat 24 perusahan penambangan marmer dengan luas areal eksploitasi 15-25 ha setiap perusahaan.

Semoga saja aktivitas penambangan yang dilakukan tidak mengorbankan keunikan karst Maros Pangkep dengan tower karst-nya. Juga kekayaan arkeologi dan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya.

Referensi dan gambar: SK Menteri Kehutanan Nomor: SK.398/Menhut-II/2004; www.nationalgeographic.co.id; tn-babul.org; cavernicoles.wordpress.com; karsmarospangkep.blogspot.com.

read more...

banner

Followers

pErsaHabaTan baGai kEpomPonK